Kamis, 09 Agustus 2018

Sejarah Desa


         Berdasarkan informasi dari tokoh masyarakat dan pinisepuh Jagasari, pada jaman Kerajaan Talaga Manggung jauh sebelum kelahiran Desa Jagasari, bahwa yang sekarang disebut wilayah Jagasari, telah berdiri dua Desa yakni Desa Colom dan Desa Sedasari. Asal mula Desa Colom berawal pada jaman Kerajaan Talaga Manggung. Sesesorang  yang bernama Bapak Bajag dengan pasukannya diutus oleh pihak kerajaan untuk berjaga di daerah perbatasan antara Talaga Manggung dengan Wilayah Kerajaan Kuningan, dan yang dipilih oleh Bapak Bajag adalah Daerah Colom Lebak dengan pertimbangan adanya situ dan sumber mata air tepatnya di wilayah Blok Colom Lebak. Sementara di wilayah  Sedasari beberapa tahun kemudian diketahuiadanya seorang tokoh yang bermukim yakni Perbu Perbata. Di wilayah Colom menurut beberapa informasi yang menjadi peimimpin pertamanya yaitu Bapak Bajag, namun di wilayah Sedasari belum ditemui adanya bukti dan informasi siapa yang menjadi kuwu pertamanya. Di Desa Colom belum diketahui secara pasti penerus Bapak Bajag karena masih ada yang meragukan munculnya nama bapak Elo atau Singawacana sebagai anaknya Bapak Bajag.

Sedangkan menurut hasil penelusuran dan berdasarkan informasi dari beberapa tokoh masyarakat, nama Jagasari lahir sekitar tahun 1967 ketika itu yang menjadi kuwunya adalah Abdul Armat memimpin sekitar tahun 1955 – 1968. Desa Jagasari berasal dari penggabungan dua desa antara Desa Colom dengan Desa Sedasari pada tahun 1953 dengan nama Desa Sedasari dan yang menjadi Penjabat Kuwunya adalah Bapak Karta Atmaja selama 2 tahun (1953 – 1955). Waktu penggabungan tersebut Desa Colom dipimpin oleh Alhati (H. Hasan) sebagai Kuwu Desa Colom dan H. Abdul Hanan sebagai Kuwu Desa Sedasari.

Pergantian nama dari Sedasari menjadi Jagasari adalah berawal dari perselisihan antara masyarakat dengan Pemerintah Desa dalam masalah bantuan kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dapat diselesaikan melalui musyawarah antara tokoh masyarakat dengan pihak Pemerintah Desa Sedasari. Berdasarkan hasil konsultasi Bapak Abdul Armat sebagai Kuwu Sedasari dengan Kesultanan Cirebon, maka nama Sedasari yang berarti Rasa Seureuh dirubah namanya menjadi Jagasari yang berarti Menjaga Rasa.

0 komentar:

Posting Komentar